Kamis, 19 Maret 2020


LAPORAN PRAKTIKUM
Sistem Telekomunikasi dan Komunikasi Data
(PROGRAM SEDERHANA MEMBUAT GRAFIK GELOMBANG SINYAL MENGGUNAKAN MATLAB”





Disusun oleh:
Nama : Muhammad Muliansyah
NIM : 19620038
Kelas : TK 2 B



POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
TEKNOLOGI INFORMASI
D3 - TEKNIK KOMPUTER
2020/2021

Membuat Kerangka Desain Program

Hasil Desain Program





Pemrograman Command Line Editor
function varargout = sinyal_data(varargin)
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name',       mfilename, ...
                   'gui_Singleton',  gui_Singleton, ...
                   'gui_OpeningFcn', @sinyal_data_OpeningFcn, ...
                   'gui_OutputFcn',  @sinyal_data_OutputFcn, ...
                   'gui_LayoutFcn',  [] , ...
                   'gui_Callback',   []);
if nargin && ischar(varargin{1})
    gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});
end
if nargout
    [varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
    gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end

Program Yang Menampilkan Gambar
function axes1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to axes1 (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    empty - handles not created until after all CreateFcns called
B = imread ('Muli.jpg');
imshow (B);

Program Yang Melakukan Operasi dan Membuat Plot
function Proses_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to Proses (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
value = get(handles.Hasil,'value');
A = str2num(get(handles.AM, 'String'));
F = str2num(get(handles.FR, 'String'));
t = 0:0.001:2;
Theta1=0;
Theta2=pi/2;
y1 = A*sin(2*pi*F*t+Theta1);
axes(handles.sinyal1);
plot(t,y1,'r');
grid on;

y2 = A*2*sin(2*pi*F*t+Theta2);
axes(handles.sinyal2);
plot(t,y2,'r');
grid on;

switch value
    case 1
    y=y1+y2;
    case 2
    y=y1.*y2;
end

axes(handles.sinyal3);
plot(t,y,'r');
grid on

Program Menu Keluar (Exit)
function Close_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject    handle to Close (see GCBO)
% eventdata  reserved - to be defined in a future version of MATLAB
% handles    structure with handles and user data (see GUIDATA)
close

Cara Kerja Program

1.      Masukkan Nilai Parameter Amplitudo dan Frekuensi. Berikut Adaalah Contoh :



2.      Pilih Operasi Pada Menu Pop-Up Operasi Penjumlahan.




3.      Pilih tombol  “PROSES” Maka Akan Keluar Output Data Gelombangnya.



4.      Pilih tombol  “EXIT” Untuk Mengakhiri Program.


Terima Kasih telah datang ke blog saya

Rabu, 28 November 2018

PENGERTIAN WDS(Wireless Distribution System)

Jumat, 09 November 2018

TUTORIAL KONFIGURASI PTP

Sebelum masuk ke tutorialnya, lebih baik kita mengetahui secara teori apa itu point to point

Point to Point Adalah salah satu komputer/perangkat yang disambungkan ke satu perangkat/komputer saja baik menggunakan perangkat wireless maupun menggunakan kabel Lan saja.

Kelebihan :
1. Mudah menghubungkan antar komputer
2. Membutuhkan kabel yang pendek

Kekurangan :
1. Seluruh jaringan akan terputus bila kabel utama terputus
2. Sulit mencari dan memperbaiki kerusakan apabila terjadi kerusakan.

Jika sudah sedikit memahami secara teori, sekarang kita akan langsung masuk ke tutorialnya.

1. Langkah pertama Login ke winbox kalian

2. Kemudian Reset Configuration jika kalian pernah melakukan konfigurasi sebelumnya, masuk ke tab system > Reset configuration > dan centang 2 dari bawah seperti gambar di bawah ini.

3. Lalu enable wlan1, masuk ke menu Wireless > klik wlan1 lalu centang.

4. Lalu buat security profiles, masih di menu Wireless > Security Profiles > Klik +.
5. Kita scan untuk menentukan frekuensi yang masih sepi atau tidak banyak digunakan. Di tab wireless > Wifi Interfaces >  klik Freq. Usage dan start seperti gambar di bawah

gambar di atas menunjukan frekuensi 2427 masih sedikit penggunanya, jadi kita akan menggunakan frekuensi 2427.
6. Lanjut, klik 2x di wlan1 dan di tab wireless dan atur sesuai gambar di bawah.


7. Sekarang kita ke menu brigde > di tab bridge dan +

8. Klik di tab ports > dan + > pilih interfaces wlan1 klik ok dan buat 1 lagi untuk ether1



9. Langkah selanjutnya tambah ip address, Klik tab Ip > address > + >interfaces bridge.


10. Ubah identity untuk membedakan server dan client. klik di system > Identity.


11. Selanjutnya kita ke router 2>login>lalu ke wirelees>security profile. Buat seperti router 1
      lalu ok

12. lalu ke wireless> klik Wlan1> mode kita ganti menjadi station bridge>lalu scan>cari SSID router       pertama >connect>jangan lupa arahkan security profilenya ke anton lalu ok

l3. konfig pada menu bridge>lalukan seperti router 1
14. selanjutnya ke IP>address>tambah>masukan IP 192.168.9.2/28, lalu interface bridge1>ok


15

Rabu, 07 November 2018

Wireless Fundamentals & Performance

Wireless Fundamentals & Performance
Pada materi ini akan dijelaskan :
1. Wireless Fundamentals
     • Frequency & Signal
     • Tx Power & RX Sensitivity
     • Wireless Modulation
2. Wireless Performance
     • Data Rates
     • SNR
     • CCQ

     • Frame vs HW-Frames

+ Channels Width
Mikrotik mamiliki kemampuan untuk memanipulasi lebar pita kanal yang berpengaruh pada performance link Wireless (Interference & Troughput).
Supported Channel Width :
  • 5 MHz Channels
  • 10 MHz Channels
  • 20 MHz wide channels
  • 40MHz wide turbo channels

Pemilihan Channel Width (Wireless Band) yang tepat juga dapat meningkatkan ketahanan terhadap
interferensi atau juga bisa meningkatkan troughput.

A. 5 MHz Channels
Band :
  • 2GHz-5MHz
  • 5GHz-5MHz
    5 MHz channels
Keuntungan : Lebih fleksibel dan lebih tahan terhadap interferensi
Kerugian : Penurunan Troughput, Data-Rate / 4

B. 10 MHz Channels
Band :
  • 2GHz-10MHz
  • 5GHz-10MHz
10 MHz channels
Keuntungan : Lebih fleksibel dan lebih tahan terhadap interferensi
Kerugian : Penurunan Troughput, Data-Rates / 2

C. 20 MHz Channels
  • Band=2.4GHz-b/g,5GHz
  • 20 MHz Wide channels
D. 40 MHz Channels
Band :
  • 2.4GHz-Tubo
  • 5GHz-Turbo
40 MHz channels
Keuntungan : Bisa mendapatkan Troughput yang besar ~80-90 Mbps 
Kerugian : Rentan Interferensi

+ TX Power & RX Sensitivity
- Wireless Card memiliki spesifikasi TX Power dan RX Sensitivity yang bervariasi sesuai dengan kualitas dari card itu sendiri. 
- Tidak hanya pada kualitas, TX power dan RX sensitivity juga akan berubah sesuai dengan Band yang digunakan dan besar troughput yang melewati card tersebut.
- Semakin besar troughput yang digunakan maka secara otomatis Card wireless akan menyesuaikan.
- Biasanya TX power dan RX sensitivity akan secara bertahap diturunkan jika troughput yang melewati card tersebut semakin tinggi.

= TX Power
- Mikrotik menampilkan secara detail power yang digunakan oleh card pada tiap Data-Rates atau troughput yang berbeda.
- TX power dapat diubah sesuai keinginan tetapi memaksakan tx power tinggi pada rate tertentu bisa
mengakibatkan kerusakan pada wireless card.


=TX Power - MIMO
- Pada card Mikrotik berstandard N (MIMO) seperti seri card R52N, R2N TX power terbaca lebih detail. Karena adanya teknologi MIMO (Multiple IN Multiple Out) maka ada dua rangkaian Power Oscilator pada Card Wireless yang menyebabkan total power pada card bertambah dua kali lipat. Kenaikan dua kali lipat power maka akan bertambah 3db.

Wireless Modulation
Modulasi adalah sebuah teknik dimana sebuah gelombang pembawa digunakan untuk membawa informasi dari satu tempat ke tempat lain. Di Wireless LAN gelombang analog digunakan untuk membawa informasi digital.


Elemen Gelombang baik itu amplitudo, fase, atau frekuensi, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga informasi yang hadir pada gelombang dapat diuraikan di sisi penerima.

Tiga jenis utama dari modulasi digital adalah:
  • Amplitude Shift Keying (ASK)
  • Phase Shift Keying (PSK)
  • Frequency Shift Keying (FSK)
Amplitude Modulation
Amplitude modulation Bit stream = 10110100, bit rate = 1 bps, f = 4 Hz, a0 = 1, a1 = 4
Amplitude Shift Keying (ASK) – adalah modulasi yang melakukan modifikasi terhadap amplitudo dari sebuah gelombang.


DPSK Modulation
Differential phase-shift keying
Example: Bit stream = 10110100, bit rate = 1 bps, a = 1, f = 2 Hz
Phase Shift Keying (PSK) - merupakan skema modulasi digital yang mengirimkan data dengan mengubah atau memodifikasi fase sinyal gelombang pembawa.

Modulation QPSK
-QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstelasi sekitar lingkaran. QPSK Dengan empat tahap dapat mengkodekan dua bit per simbol, yang ditunjukkan pada diagram dengan pengkodean tertentu untuk meminimalkan tingkat kesalahan bit (BER)
-Analisis matematika menunjukkan bahwa QPSK dapat digunakan baik untuk menggandakan data rate dibandingkan dengan sistem BPSK, tetapi tetap menjaga bandwidth yang sama dari sinyal.



Frequency Modulation
• Frequency modulation
•Bit stream = 10110100, bit rate = 1 bps, a = 1, f0 = 3 Hz, f1 = 4 Hz
-Frequency Shift Keying (FSK) - adalah skema di mana informasi digital dikirimkan melalui perubahan frekuensi diskret gelombang pembawa. FSK termudah adalah FSK biner (BFSK). BFSK harafiah berarti menggunakan sepasang frekuensi diskrit untuk mengirimkan biner (0s dan 1s).

QAM Modulation
• Quadrature amplitude modulation
• Bit stream = 10110100, bit rate = 1 bps, symbol rate = 0.5 symbolsper second,a = 1, f = 1 Hz
- QAM mengirimkan data dengan mengubah beberapa aspek dari sinyal pembawa dan menyesuaikan sinyal data digital.
-QAM menggunakan amplitudo dari dua gelombang dan akan mengalami perubahan atau modifikasi untuk mewakili sinyal data digital. Modulasi amplitudo dua signal pembawa akan di-ekuivalen dan dapat dilihat sebagai amplitudo modulasi dan fase modulasi pembawa tunggal.

Date Rate
Pada komunikasi Wireless Lan terdapat parameter “Data Rate” yang melambangkan kemampuan atau kapasitas transfer data dari komunikasi wireless tersebut. 
Setiap satuan Data Rate menggunakan modulasi wireles yang berbeda, yaitu menggunakan teknik modulasi yang sudah disebutkan sebelumnya.
Semakin besar Data Rate maka semakin kompleks modulasi yang digunakan.
  • 802.11b >1, 2, 5.5, 11 Mbps
  • 802.11a/g> 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, 54 Mbps
  • 802.11n  >Up to 100 ~ 200 Mbps
Data Rate - DSSS,DPSK
16-QAM 54, 48, 36, 24 Mb/s 
QPSK 18, 12 Mb/s
BPSK 9, 6 Mb/s 
DSSS 11, 5.5, 2, 1 Mb/s
Data Rate untuk standard wireless 802.11b masih menggunakan modulasi standard DSSS,DPSK
(Digital PSK). Bandwith maksimal yang bisa didapatkan adalah 11Mbps

Data Rate - BPSK
16-QAM 54, 48, 36, 24 Mb/s
QPSK 18, 12 Mb/s
BPSK 9, 6 Mb/s
DSSS 11, 5.5, 2, 1 Mb/s
Data Rate untuk standard wireless 802.11a/g menggunakan gabungan modulasi yang berbeda.
Untuk data rate 6 dan 9 Mbps menggunakan modulasi BPSK.

Data Rate - QPSK
16-QAM 54, 48, 36, 24 Mb/s
QPSK 18, 12 Mb/s
BPSK 9, 6 Mb/s
DSSS 11, 5.5, 2, 1 Mb/s
Data Rate untuk standard wireless 802.11a/g menggunakan gabungan modulasi yang berbeda.
Untuk data rate 12 dan 18 Mbps menggunakan modulasi QPSK.

Data Rate - QAM
16-QAM 54, 48, 36, 24 Mb/s
QPSK 18, 12 Mb/s
BPSK 9, 6 Mb/s
DSSS 11, 5.5, 2, 1 Mb/s
Data Rate untuk standard wireless 802.11a/g menggunakan gabungan modulasi yang
berbeda.
Untuk data rate 24 hingga 54 Mbps menggunakan modulasi QAM.

*Data Rate
Wireless N Dengan menggunakan modulasi 64QAM (64 Bit QAM) Wireless N bisa digunakan untuk mendapatkan transfer rate hingga 300Mbps teoritical atau 200Mbps real troughput.

*Wireless Performance
Performance dari wireless link sangat bergantung dari kualitas signal yang didapatkan dari link wireless tersebut. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi :
  • Interferensi
  • Freznel Zone
  • Visual LOS
  • dll
+ Parameter Data rate pada Wireless Lan tidak melambangkan secara harafiah dan pasti seberapa besar troughput dari wireless link tersebut. Karena data rate akan berubah secara dinamis sesuai dengan kondisi signal dan situasi di sekitar perangkat.
+ Lebih mudahnya Data Rate adalah kemampuan maksimal troughput untuk komunikasi data half duplex atau komunikasi satu arah. Untuk komunikasi dua arah atau Full-Duplex biasanya adalah setengah dari Data Rate (simetric Full Duplex).

802.11a/g - 20Mhz
Performance maksimal dari wireless standard 802.11a/b/g yang menggunakan lebar kanal 20Mhz :
• 20 ~ 50 Mbps
Menggunakan modulasi :
• 802.11b : DSSS-DPSK
• 5.5Mbps Half Duplex dan 11Mbps Full Duplex
• 802.11a/g : BPSK, QPSK dan 16QAM
• 20Mbps Half Duplex dan 40Mbps Full Duplex
Disupport oleh sebagian besar wireless card

802.11n – 20 Mhz Single Chain
Performance maksimal dari wireless standard 802.11n Single Chain yang menggunakan lebar kanal 20Mhz :
• 25 ~ 50 Mbps Half Duplex
Menggunakan modulasi :
• 802.11n 20Mhz Single Chain : BPSK, QPSK
• 25Mbps Full Duplex dan 50Mbps Half Duplex
Disupport hanya pada card berstandard 802.11N.
Lebih stabil dibandingkan dengan standar 802.11a/g

802.11n – 40 Mhz Single Chain
Performance maksimal dari wireless standard 802.11n Single Chain yang menggunakan lebar kanal 40Mhz :
• 50 ~ 100 Mbps Menggunakan modulasi :
• 802.11n 40Mhz Single Chain : 16QAM
• 50Mbps Full Duplex dan 100Mbps Half Duplex
Disupport hanya pada card berstandard 802.11N.

802.11n – 40 Mhz Dual Chain
Performance maksimal dari wireless standard 802.11n Dual
Chain yang menggunakan lebar kanal 40Mhz :
• 100 ~ 200 Mbps Menggunakan modulasi :
• 802.11n : 64QAM
• 200Mbps Half Duplex dan 100Mbps Full Duplex

SNR – Signal to Noise Ratio
+ Sebuah wireless link yang menggunakan frekuensi tertentu akan menerima apa pun yang ditransmisikan, ditambah lagi kebisingan (gangguan) di sekitar perangkat. Jika kekuatan transmisi secara signifikan lebih kuat dari kebisingan, maka perangkat dapat efektif mengabaikan kebisingan. Jika sinyal yang diterima sebanding dengan kebisingan lingkungan sekitar, maka perangkat wireless tidak akan mampu membedakan sinyal dari perangkat lawan dengan kebisingan. Hal ini akan menyebabkan komunikasi wireless dan Data tidak berjalan dengan baik.
+ SNR adalah rasio perbandingan antara signal yang diterima dengan gangguan sekitar.

SNR - Test
Serangkaian tes dilakukan untuk menentukan dampak dari nilai SNR pada performance wireless dan juga berpengaruh pada kestabilan link terhadap beban link.
  • > 40dB SNR = Excellent signal (5 bars), Cepat terkoneksi, troughput maksimal dan stabil.
  • 25dB to 40dB SNR = Very good signal (3 - 4 bars), Terkoneksi baik, troughput maksimal.
  • 15dB to 25dB SNR = Low signal (2 bars), Terkoneksi baik, troughput tidak maksimal.
  • 10dB - 15dB SNR = very low signal (1 bar), koneksi tidak terlalu stabil, troughput rendah.
  • 5dB to 10dB SNR = no signal, koneksi sangat tidak stabil, troughput sangat rendah.

SNR - Test Results
+ Berdasarkan pengujian ini disarankan menggunakan sekitar 20dB sebagai SNR minimum untuk link wireless yang stabil. Dengan 20dB SNR menjamin hubungan konstan dengan kinerja yang cukup baik dan sudah bisa menggunakan QAM modulation.
+ Pastikan untuk menggunakan Wireless Card dan antenna
yang sama di kedua sisi jika memungkinkan. Perubahan yang terjadi di kondisi sekitar, seperti penambahan gangguan seperti dinding dan gerakan benda besar, akan mempengaruhi SNR juga.
+Merupakan ide yang baik dan tepat untuk memeriksa kembali SNR dari waktu ke waktu, bahkan setelah jaringan sudah beroperasional.

CCQ – Client Connection Quality
+ Client Connection Quality (CCQ) adalah nilai dalam persen yang menunjukkan efektifitas bandwidth yang digunakan terhadap bandwidth maksimum yang tersedia secara teoritis.
+ CCQ adalah nilai rata-rata perbandingan Tmin / Treal, yang bisa dihitung untuk setiap frame data yang dikirimkan,dimana Tmin adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim frame yang diberikan pada tingkat tertinggi tanpa pengiriman ulang
+ Sedangkan Treal adalah waktu yang diperlukan untuk mentransmisikan frame di kondisi nyata.

CCQ Performance
+ CCQ berbanding lurus dengan real troughput yang bisa didapatkan pada sebuah link wireless. Semakin bagus CCQ maka semakin tinggi troughput yang didapatkan.
+ Tetapi Signal strength yang bagus tidak menjamin mendapatkan troughput yang tinggi. Hal ini disebabkan di wireless memiliki 2 type signal strength yaitu :
  • TX Signal Strength – signal dari perangkat yang diterima di perangkat lawan.
  • RX Signal Strength – signal perangkat lawan yang diterima di perangkat tersebut.
Jika kedua type signal strength tidak sama (rata-rata seimbang) maka komunikasi wireless tidak akan berjalan dengan baik.

CCQ Performance
Untuk mendapatkan CCQ yang bagus ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi.
  • Signal Strength yang bagus.
  • SNR yang besar.
  • Freznel Zone terpenuhi secara ideal.
  • Bebas Interferensi.
Ada beberapa metode dan fungsi di mikrotik yang bisa digunakan untuk memperbaiki CCQ :
  • Menggunakan protocol Nstreme dan Nstreme2 (RouterOS versi 5).
  • Mengoptimalkan pengguaan parameter ACK-Timeout untuk link jarak jauh.

Frames vs HWFrames
o Wireless Retransmission adalah kondisi dimana wireless card mengirimkan frame data tetapi tidak menerima acknowledgment (ACK) frame balasan, Card akan mengirimkan ulang sampai mendapatkan balasan.
o Jika nilai parameter HW-Frames lebih besar dibandingkan dengan nilai Frames berarti wireless card melakukan banyak pengiriman ulang.
o Tidak berlaku jika protocol nstreme diaktifkan.

Frames vs HWFrames
o Wireless Retransmission adalah kondisi dimana wireless card mengirimkan frame data tetapi tidak
menerima acknowledgment (ACK) frame balasan, Card akan mengirimkan ulang sampai mendapatkan balasan.
o Jika nilai parameter HW-Frames lebih besar dibandingkan dengan nilai Frames berarti wireless
card melakukan banyak pengiriman ulang.
o Tidak berlaku jika protocol nstreme diaktifkan.


LAPORAN PRAKTIKUM Sistem Telekomunikasi dan Komunikasi Data (PROGRAM SEDERHANA MEMBUAT GRAFIK GELOMBANG SINYAL MENGGUNAKAN MATLAB” ...